Sejarah Kabupaten Labuhanbatu
Sebelum Penjajahan Belanda
Sistem Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu sebelum penjajahan Belanda adalah bersifat monarkhi. Kepala pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari.hari (semacam Perdana Menteri).
Kesultanan/kerajaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu pada waktu itu terdiri dari 4 (empat) kesultanan yaitu :
Kesultanan/kerajaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu pada waktu itu terdiri dari 4 (empat) kesultanan yaitu :
- Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang.
- Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir.
- Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama.
- Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik.
- Ditambah 1 (satu) Half-bestuur yaitu Kerajaan Kampung Raja berkedudukan di Tanjung Medan.
Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kotakabupaten ini terletak di Rantau Prapat. Kabupaten Labuhanbatu terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet.
Geografi
Pada mulanya luas kabupaten ini adalah 9.223,18 km², sedangkan jumlah penduduknya sebanyak 1.431.605 jiwa pada tahun 2007. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka luas kabupaten ini menjadi 2.562,01 km² dan penduduknya sebanyak 857.692 jiwa pada tahun 2008.
Batas wilayah
Utara | Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka |
Selatan | Kabupaten Labuhanbatu Selatan |
Barat | Kabupaten Padang Lawas Utara |
Timur | Provinsi Riau |
Kecamatan
Photo : Pangeran Panai di istananya di masa Hindia Belanda
Pada mulanya jumlah kecamatan di kabupaten ini adalah 22 kecamatan. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka jumlah kecamatan di kabupaten ini menjadi 9 kecamatan. Berikut nama-nama kecamatan tersebut:
Berikut Peta Kabupaten Labuhanbatu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar